Bagi musisi yang peduli lingkungan itulah Iwan Fals. Saat mengunjungi Buntet Pesantren dalam perjalanan sepiritualnya, beliau menargetkan 99 ribu penanaman pohon di Pesantren. Bersama warga masyarakat, pecinta lingkungan, para santri beramai-ramai menyambut kedatangna beliau dan ikut serta menanam ribuan pohon.
Musisi Iwan Fals bersama Dr. Al Zastrouw Ngatawi menargetkan untuk menanam 99 ribu pohon di lingkungan pondok pesatren (pontern) di kota-kota yang mereka singgahi. Penanaman pohon tersebut dipadukan dengan acara perjalanan spiritual Iwan Fals bersama kelompok musik Ki Ageng Ganjur yang telah berkeliling Indonesia sejak enam bulan silam. Selain Iwan Fals, hadir sebagai nara sumber dalam dialog tersebut, Wakil Bupati Ojang Sohandi dan DR. Al Zastrouw Ngatawi. Acara tersebut dipadati oleh sejumlah eleman masyarakat subang sepereti Wakil Ketua DPRD H. Oman Warjoman, Kepala Dinas Linglungan Hidup, Aminudin, Kepala BIdang UMKM Dinas Koperasi, Hj, Yeni Nuraeni, para santri, dan anggota Orang Indonesia (kelompok pencinta Iwan Fals-Red).
Menurut Iwan, Kota Subang merupakan persinggahan konsernya yang ke 37 dari 99 kota yang direncanakan. “Dalam satu kesempatan singgah, kami telah menanam 1000 pohon per Kota yang diarahkan ditanam di lingklungan pesantren,” kata dia.
Dikatakan juga, dalam perjalanan konsernya kali ini, Iwan sengaja menyinggahi pondok pesanteren. Tujuannya adalah agar masyarakat Indonesaia terutama kalangan kaula muda lebih mengenal Pontren dan bahkan mencintai lembaga pendidikan tradisional tersebut. “Kmi ingin membangun kebiasaan baru yang sebenarnya telah diajarkan oleh para orang tua kita,” ujar Iwan.
Meurut dia, setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan budaya local masing-masing. Budaya lokal itu tenyata mampu membentuk karakter moral masyarakat Indonesia.
“Kearifan local yang saya dapat dari Kab. Subang adalah semangat gotong royong. Hal ini pula yang perlu dipupuk dan dibangun kembali,” kata dia.
Dikatakan, kearifan lokal sekarang ini sudah mulai tergusur oleh budaya yang berasal dari luar. Salah, satu contoh, semangat gotong royong telah luntur oleh sikap individualistis. “Masyarakat Indonesia kini lebih suka berjalan-jalan ke mall ketimbang mengaji di rumah,” kata dia.
Iwan mengaku, dari perjalanan spritualnya itu, dirinya banyak menimba pelajaran untuk dijadikan sebagai pegangan hidup ke depan. Bahkan dia, mengaku telah menciptakan lagu baru tentang kehidupan di pondok pesantren yang telah ia singgahi.
Dikatakan, pada tiap pelaksanaan konsernya, dirinya membawakan lima hingga enam lagu. Pada masing-masing lagu yang disajikan, maknany akan dibeberkan oleh Dr Al Zastrouw Ngatawi, yang dikenal sebagai intelektualis NU itu.
Sumber: buntetcirebon.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan komentar Anda