Tanto selalu menangis setiap suara adzan bergema,yang waktu itu usianya baru tiga bulan
Kebetulan saat itu rumah kami memang dekat masjid,jadi kalau ada orang
adzan pasti terdengar ,semula saya pikir dia hanya kaget saja tapi
setelah saya perhatikan ,lama lama
ko bener dia selalu menangis sesegukkan dikala adzan bergema. Sejak itu saya mempunyai harapan besar terhadap anak itu.
Kenangan Nyonya Lis mengenai Iwan Fals , yang masa kecilnya dipanggil Tanto.
Tanto selalu menangis setiap suara adzan bergema,yang waktu itu usianya baru tiga bulan
Kebetulan saat itu rumah kami memang dekat masjid,jadi kalau ada orang
adzan pasti terdengar ,semula saya pikir dia hanya kaget saja tapi
setelah saya perhatikan ,lama lama
ko bener dia selalu menangis sesegukkan dikala adzan bergema. Sejak itu saya mempunyai harapan besar terhadap anak itu.
Sebuah rumah yang terletak di jalan Masjid
al Barkah no 45 dibilangan Tebet Jakarta selatan inilah Haryoso dan
Lies tinggal , dikaruniai empat orang anak , keluarga ini bisa dibilang
berkecukupan , apalagi Haryoso adalah seorang Perwira Tinggi , tentu
urusan ekonomi keluarga itu berkecukupan.
Tahun 1961 ,tanggal 3 september , Haryoso
dan Lies di karuniai seorang putra yang diberi nama Virgiawan Listanto
dengan panggilan sehari hari Tanto , dikalangan keluarga Tanto dibilang
pendiam sekaligus bisa menjaga nama baik keluarga .
Tanto kecil dimasa anak anak sdah terbiasa
hidup dalam situasi social dimana ibundanya mempunyai banyak anak asuh ,
mereka dianggap adik adiknya sendiri mungkin sentuhan dan lingkungan
seperti ini yang membentuk karakter Tanto menjadi peka pada persoalan
manusia .
Dia tak banyak omong , bahkan kalau
ngomong berhadapan dengan ibunya .Tanto tak mau menatap ibunya , dia
lebih banyak menunduk dari pada bertatapan, dia begitu sangat menghargai
ibunya , dihadapan sang ibu dia tidak berani berkata tidak walau
mungkin hatinya mengatakan tidak tapi tak pernah terucap.
“ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku saying masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah ,penuh nanah
seperti udara kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas…ibu…ibu “
cukilan lirick satu lagu …Tanto yang sekarang sering kita kenal Iwan Fals sangat jelas begitulah Ibu dihatinya …………
Pelajaran agama Islam memang ditanamkan
kuat oleh ibunya kepada anak anaknya termasuk Tanto ,ibunya sengaja
memanggil guru untuk memberi pelajaran mengaji gurunya waktu itu bernama
Al-Faridzi
Harapan Ibu dan ayahnya Tanto menjadi
Insinyur Perminyakan , menjelang dewasa Tanto mulai jauh dengan ayahnya
dia mulai enggak cocok , tapi jika ada masalah dia selalu mengadu pada
ayahnya dulu. Baru ayahnya cerita pada ibunya , bagi Nyonya Lies dalam
diri Tanto tidak ada yang namanya protes atau marah .Kalau tidak ada
yang disetujuinya ea langsung nyelonong pergi .Tak banyak omong malah
kalau tak perlu .dia tidak omong sama sekali .
Tanto lebih suka menjauh dari orang tuanya
dalam artian mungkin untuk hidup mandiri dan tak mau terlalu terikat
dengan banyak peraturan untuk itu di tahun 1970 tanto mulai sekolah SMP
di kota kembang dimana kelak Kota ini sebagai cikal bakal masuk ke dunia
seni SMP V BANDUNG disini Tanto bersekolah , satu hal mungkin Tanto
dalam menginjak dewasa ingin menghirup udara bebas tanpa ada sesuatu
yang mengekangnya , di bangku SMP boleh dibilang sekolahnya ga beres
sampai dia dipindahkan Ke kota Gudeg Jogya dan akhirnya Ke Bandung lagi .
Walau belum begitu menguasai acoord gitar yang bagus Tanto sdah mulai menciptakan lagu sendiri, lagu pertama nya di beri judul AKU DAN SEKOLAH
, lagu ini bercerita tentang seorang murid dan gurunya , waktu itu
Tanto bersimpatik dengan salah satu murid wanita teman sekolahnya ,
karna satu hari seorang murid wanita ini bersekolah dengan dadandanan
yang mencolok dan bergincu murid ini kena damprat gurunya, Maka
disuruhnya murid ini mengambil air di ember untuk dibawa kekelas didepan
teman temannya ibu guru tadi membersihkan dandannan murid wanita tadi
sambil mengomel ,hingga murid wanita itu tersipu malu hingga meneteskan
air mata menerima perlakuan begitu dari ibu gurunya , pada mulanya AKU DAN SEKOLAH berisikan sindiran tentang kesewang wenangan ibu guru dalam menghukum muridnya
“selamat malam kota kembang , dengan
penontonnya yang auzubillah syetan “ cukilan lirick ini adalah salah
satu lagu yang tak dikasetkan yang diberi judul SITI SANG BIDADARI
Kota Bandung sebagai awal mulainya ngamen
…umur 13 tahun Tanto mulai mengamen di Bandung , alasannya mudah saja
sebagai anak muda pingin beli rokok .pingin ngeceng juga seperti anak
muda lainnya otomatis butuh duit , mengandalkan kiriman orang tuanya
bagi dia amat kurang ,maka ngamenpun jadi pelariannya , denga gitar dan
harmonica yang melilit lehernya maka dimulailah awal ngamen …
Dibilangan dago ,Tanto yang beranjak
dewasa kos sendirian, orang tuanya tinggal di Jakarta, mulanya dia
bingung ada beberapa pilihan apakah akan ngamen dari rumah kerumah atau
Restoran .jelang malam ia kurang bisa tidur , untuk itu dia memutuskan
untuk ngamen dari rumah kerumah , malam itu dengan kaos oblong dan
sepatu butut dia memutuskan untuk mengamen , keesokkan harinya ia mulai
menempatkan jalan Dago dengan penampilan yang unik dia mengamen sambil
menyembunyikan wajahnya dengan tempat kukusan nasi yang diberi dua
lubang untuk matanya, maka terdengarlah lagu lagu Bob Dylan idolanya
disamping lagu lagu ciptaanya , tak jarang uamg logam 10 perak, Rp 25,
Rp 50,- diterimanya satu hari dia sampai mendapatkan Rp 5000,- kadang Rp
2000,- hingga Rp 300,- pernah ia terima , uang ngamen ini dia gunakan
untuk jajan, dan beli sepatu serta tali gitar hingga beli motor di masa
itu , seminggu berlangsung sang ayah memberi dukungannya diberikan gitar
bermerk hingga sepatu yang pada akhirnya Tanto tak malu lagi untuk
mengamen .
Bakat seni Tanto mengalir dari kedua orang
tuanya ,kedua orang tuanya memang senang musik, ibundanya suka di
foto, sedangkan ayahnya suka melukis ,sewaktu kecil tanto sdah punya
piano tapi saying kadang dimainkan diwaktu yang tak tepat , seperti
waktu waktu sholat hingga orang tuanya kadang memarahi .
Harmonica merk HERO
adalah Harmonica pertama yang diberikan neneknya Rainah , pada Tanto
,neneknya sering menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan harmonica sedang
bisa memainkan Gitar akibat dari pergaulan sebayanya , setelah meras
bisa bermain gitar kegandrungannya pada gitar terus berlanjut .
Tidak tau persis nama Fals disandang ,
Tanto sebutan sehari hari dirumah biasa ibunya memanggil yang belakangan
mulai dipanggil dengan nama lain “iwan” nama yang didapat dari teman
teman sepergaulannya , saat Tanto mulai diterima dengan lagu lagu lucu
ciptaannya dengan gitar bolong mulailah berceloteh hingga membuat teman
temannya tertawa mulai saat itu Tanto mulai merasa diterima oleh teman
temannya , ada beberapa versi panggilan Fals itu nyangkut di Iwan ,
menurut Doel Sumbang rekan sesame musisi yang tinggal di Bandung ,
sewaktu era 70 an mereka sempat sepanggung dalam satu penampilannya
bersama itu penonton selalu meneriakan iwan dengan “fals,fals,fals versi
lain lagi nama iwan didapat dari teman teman nongkronnya jika iwan
bernyanyi selalu fales terdengar tapi menurut Iwan sendiri nama fals
didapat dari penampilannya di PONDOK KELAPA
Bandung, teman temannya memanggil dengan nama Iwan Fals , yang
sebenarnya terjadi nama Iwan Fals adalah salah satu expresi kerendahan
hatinya ,lebih jauh nama Fals dia bisa sembunyi , karena memang suaranya
yang tak merdu dan jika jelek ga malu malui. Nama Iwan Fals
disandangnya sejak dia di SMP ,teman temannya mulai menjuluki “Iwan
Fals”.
Bhineka Tunggal Ika mengalir dalam diri
musisi satu ini , dari diri ibundanya ada darah Solo , nenek Iwan Fals
asli Sunda sedangkan buyutnya (ibunda dari neneknya Iwan) adalah asli
Bali , sedangkan Kakek Iwan orang Banjarmasin . Kakek Iwan dari Ibu ,
semasa hidupnya adalah seorang Habib atau Kyai atau ulama terkemuka .ada
orang bilang iwan keturunan Arab yang konon kakeknya asal Banjarmasin ,
satu ketika iwan di salah satu pesantren juga mengatakan dia ada
keturunan Cina Surabaya marga Tan , ayah Iwan ,Haryoso asli Surabaya.
DARI NGAMEN KE REKAMAN
Karena kegilaan pada musik , sekolah mulai
enggak bener , bolos dan pindah sekolah ,selain ngamen yang menjadi
jadi apa lagi mendapatkan uang dengan keringat sendiri tentu merupakan
kebahagiaan yang amat sangat, tawaran mengisi acara perkawinan ,hajatan
dan sunatan ,lagu lagu karyanyapun makin banyak dan semangat ngamennya
makin memuncak.
Satu ketika ada orang dari Jakarta datang
ke Bandung , nah waktu itu Iwan baru sadar bahwa lagu lagunya sdah
terkenal di Jakarta dalam artian lagu lagunya sdah banyak dinyanyikan
anak muda di Jakarta , sebelum orang itu pindah ke Bandung , kebetulan
orang tersebut punya kenalan seorang produser .Iwan sdah pernah rekaman
lewat Radio 8 EH( yang sekarang sdah tidak siaran lagi) iwan buat lag
uterus diputar di Radio itu atas anjuran teman temannya Iwan pergi ke
Jakarta , waktu itu ia masih sekolah di SMAK BPK Bandung , demi membuat
master dia rela menjual motornya , Iwan ternyata ke Jakarta tak
sendirian ia bersama Toto Gunarto,Helmi,Bambang Bule atau yang tergabung
dalam grup Amburadul
Nasib baik belum berpihak, ternyata album
perdananya bersama Amburadul enggak laku , namun mereka enggak putus asa
terkadang mereka ikut festival juga terus ngamen Dalam penampilan di
TIM , Taman Ismail Marzuki pada Nopember 1979 diacara musik Nostalgia
the Beatles yang diisi oleh musisi musisi dari Bnadung , dengan santai
Iwan naik pentas dan membawakan lagu lagu ciptaannya hasilnya penonton
tetap terhenyak dan mendapatkan applause yang mengembirakan “rasain lu
gua bikin surprise !” ledek Iwan dalam hati sambil meninggalkan Pentas.
Tema yang disodorkan Iwan masih lagu lagu kritik social hanya dibalut humor ,mengenai lagunya dia berkomentar” sebenarnya
saya bikin lagu tanpa niat lucu lucuan , susah saya menjawabnya kalau
ditanya soal ini ,pokoknya saya membuat lagu ngalir begitu saja , saya
tulis liriknya judul belakangan ,malah kadang kadang tanpa judul.Ambil
gitar terus genjreng genjreng .Begitu saja saya ini orangnya buta not
balok..”
Lagi lagi Iwan kembali kerumah pada tahun
1977 Iwan masuk SMA Negeri 26 tebet Jakarta selatan ,itupun sekolahnya
masih saja gab ere sampai Ibunya memindahkan ke Jogya karta dan akhirnya
Iwan tetap kembali ke Jakarta untuk menamatkan sekolahnya . Disaat usia
menginjak 17 tahun ga banyak yang berubah , karena pergaulannya menjadi
liar , menjadi kenal dengan obat obatan , megadon dan madrax , bahkan
Bk hingga nyimeng . dunia hitam ini dikenal iwan sejak tahun 1976 ,melihat
teman teman sepergaulan seperti itu tentu mudah saja bagi iwan untuk
terpengaruh , kebanyakan dilandasi unsure pertemanan rasa tidak enak
sesame pergaulan , bagi Iwan dia lakukan untuk menghormati
teman-temannya.
Dalam masa masa ketergantungan dengan
obat, Iwan tetap kreatif berkarya bersama grupnya Amburadul tahun 1979
mereka nekat rekaman hasilnya sebuah album bertitel “PERJALANAN “
yang dikenal dengan album “Imitasi” mulanya mereka menyodorkan album
ini kesana kemari tetap ditolak produser walau kadang nasib baik ,mereka
mendapatkan bayaran 750 ribu rupiah , dengan dibagi rekan rekannya
masing masing 250 ribu rupiah tentu betapa senangnya Iwan Fals waktu itu
, karena Orientasi Iwan waktu itu hanya bagaimana menjadi orang
terkenal .walau nasib baik belum juga tiba bahwa album perdananya
bersama grup Amburadul nggak laku di pasaran mereka tetap tidak putus
asa masih saja selalu ikut festival dan membawakan karya karyanya..
Desember 1979, Iwan fals mewakili kota
kembang Bandung dalam Lomba Musik Humor ’80 yang diselenggarakan
.LEMBAGA MUSIK HUMOR INDONESIA , Taman Ismail Marzuki acara itu
digelar “ saya merasa besar di kota Bandung jadi saya berhak mewakili Kota Bandung”
katanya berapi api, seperti biasa Iwan tampil dengan harmonica dan
gitarnya , setelah acara usai nama iwan fals disebutkan sebagai nama
pemenang tetapi bukan pemenang 1,2 dan 3 ternyata Iwan hanya mendapatkan
Juara harapan atau pemenang solo, karena juara 1,2,dan 3 untuk grup ,
apa komentar juri ketika Iwan memenangkan lomba itu, “Iwan anak sableng ini, memang punya potensi untuk berkelakar lewat musik”
waktu itu Iwan membawakan lagu lagu antara lain Imitasi II , Frustasi
dan Obata wet muda , Frans Hariyadi adalah juri yang menilai pada saat
itu , penilaian juri waktu itu melodi dulu baru lirik dan penampilan,
Iwan menyindir siapa saja yang kurang mapan duduknya .
Sebuah rumah yang terletak di jalan Masjid
al Barkah no 45 dibilangan Tebet Jakarta selatan inilah Haryoso dan
Lies tinggal , dikaruniai empat orang anak , keluarga ini bisa dibilang
berkecukupan , apalagi Haryoso adalah seorang Perwira Tinggi , tentu
urusan ekonomi keluarga itu berkecukupan.
Tahun 1961 ,tanggal 3 september , Haryoso
dan Lies di karuniai seorang putra yang diberi nama Virgiawan Listanto
dengan panggilan sehari hari Tanto , dikalangan keluarga Tanto dibilang
pendiam sekaligus bisa menjaga nama baik keluarga .
Tanto kecil dimasa anak anak sdah terbiasa
hidup dalam situasi social dimana ibundanya mempunyai banyak anak asuh ,
mereka dianggap adik adiknya sendiri mungkin sentuhan dan lingkungan
seperti ini yang membentuk karakter Tanto menjadi peka pada persoalan
manusia .
Dia tak banyak omong , bahkan kalau
ngomong berhadapan dengan ibunya .Tanto tak mau menatap ibunya , dia
lebih banyak menunduk dari pada bertatapan, dia begitu sangat menghargai
ibunya , dihadapan sang ibu dia tidak berani berkata tidak walau
mungkin hatinya mengatakan tidak tapi tak pernah terucap.
“ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku saying masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah ,penuh nanah
seperti udara kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas…ibu…ibu “
cukilan lirick satu lagu …Tanto yang sekarang sering kita kenal Iwan Fals sangat jelas begitulah Ibu dihatinya …………
Tujuh tahun berselang 1968 , Tanto masuk
Sekolah Dasar, tak lama kemudian dikirim ibunya ke Arab Saudi tepatnya
di Jeddah ia ikut KBRI selama sembilan bulan karena merasa tak betah
akhirnya ia pulang ketanah air . dia di Jedaah diangkat anak oleh
seorang Familli dari Ibundanya . dalam dunia olah raga Tanto sangat
mennyukai SEPAK BOLA dan KARATE .
pernah satu kali dia menjuarai tingkat SD se DKI kejuaraan Azdan , “
kalau azdan suaranya enak didengar , ia sangat meresapi “ puji Ibundanya
satu ketika
Pelajaran agama Islam memang ditanamkan
kuat oleh ibunya kepada anak anaknya termasuk Tanto ,ibunya sengaja
memanggil guru untuk memberi pelajaran mengaji gurunya waktu itu bernama
Al-Faridzi
Harapan Ibu dan ayahnya Tanto menjadi
Insinyur Perminyakan , menjelang dewasa Tanto mulai jauh dengan ayahnya
dia mulai enggak cocok , tapi jika ada masalah dia selalu mengadu pada
ayahnya dulu. Baru ayahnya cerita pada ibunya , bagi Nyonya Lies dalam
diri Tanto tidak ada yang namanya protes atau marah .Kalau tidak ada
yang disetujuinya ea langsung nyelonong pergi .Tak banyak omong malah
kalau tak perlu .dia tidak omong sama sekali .
Tanto lebih suka menjauh dari orang tuanya
dalam artian mungkin untuk hidup mandiri dan tak mau terlalu terikat
dengan banyak peraturan untuk itu di tahun 1970 tanto mulai sekolah SMP
di kota kembang dimana kelak Kota ini sebagai cikal bakal masuk ke dunia
seni SMP V BANDUNG disini Tanto bersekolah , satu hal mungkin Tanto
dalam menginjak dewasa ingin menghirup udara bebas tanpa ada sesuatu
yang mengekangnya , di bangku SMP boleh dibilang sekolahnya ga beres
sampai dia dipindahkan Ke kota Gudeg Jogya dan akhirnya Ke Bandung lagi .
Walau belum begitu menguasai acoord gitar yang bagus Tanto sdah mulai menciptakan lagu sendiri, lagu pertama nya di beri judul AKU DAN SEKOLAH
, lagu ini bercerita tentang seorang murid dan gurunya , waktu itu
Tanto bersimpatik dengan salah satu murid wanita teman sekolahnya ,
karna satu hari seorang murid wanita ini bersekolah dengan dadandanan
yang mencolok dan bergincu murid ini kena damprat gurunya, Maka
disuruhnya murid ini mengambil air di ember untuk dibawa kekelas didepan
teman temannya ibu guru tadi membersihkan dandannan murid wanita tadi
sambil mengomel ,hingga murid wanita itu tersipu malu hingga meneteskan
air mata menerima perlakuan begitu dari ibu gurunya , pada mulanya AKU DAN SEKOLAH berisikan sindiran tentang kesewang wenangan ibu guru dalam menghukum muridnya
“selamat malam kota kembang , dengan
penontonnya yang auzubillah syetan “ cukilan lirick ini adalah salah
satu lagu yang tak dikasetkan yang diberi judul SITI SANG BIDADARI
Kota Bandung sebagai awal mulainya ngamen
…umur 13 tahun Tanto mulai mengamen di Bandung , alasannya mudah saja
sebagai anak muda pingin beli rokok .pingin ngeceng juga seperti anak
muda lainnya otomatis butuh duit , mengandalkan kiriman orang tuanya
bagi dia amat kurang ,maka ngamenpun jadi pelariannya , denga gitar dan
harmonica yang melilit lehernya maka dimulailah awal ngamen …
Dibilangan dago ,Tanto yang beranjak
dewasa kos sendirian, orang tuanya tinggal di Jakarta, mulanya dia
bingung ada beberapa pilihan apakah akan ngamen dari rumah kerumah atau
Restoran .jelang malam ia kurang bisa tidur , untuk itu dia memutuskan
untuk ngamen dari rumah kerumah , malam itu dengan kaos oblong dan
sepatu butut dia memutuskan untuk mengamen , keesokkan harinya ia mulai
menempatkan jalan Dago dengan penampilan yang unik dia mengamen sambil
menyembunyikan wajahnya dengan tempat kukusan nasi yang diberi dua
lubang untuk matanya, maka terdengarlah lagu lagu Bob Dylan idolanya
disamping lagu lagu ciptaanya , tak jarang uamg logam 10 perak, Rp 25,
Rp 50,- diterimanya satu hari dia sampai mendapatkan Rp 5000,- kadang Rp
2000,- hingga Rp 300,- pernah ia terima , uang ngamen ini dia gunakan
untuk jajan, dan beli sepatu serta tali gitar hingga beli motor di masa
itu , seminggu berlangsung sang ayah memberi dukungannya diberikan gitar
bermerk hingga sepatu yang pada akhirnya Tanto tak malu lagi untuk
mengamen .
Bakat seni Tanto mengalir dari kedua orang
tuanya ,kedua orang tuanya memang senang musik, ibundanya suka di
foto, sedangkan ayahnya suka melukis ,sewaktu kecil tanto sdah punya
piano tapi saying kadang dimainkan diwaktu yang tak tepat , seperti
waktu waktu sholat hingga orang tuanya kadang memarahi .
Harmonica merk HERO
adalah Harmonica pertama yang diberikan neneknya Rainah , pada Tanto
,neneknya sering menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan harmonica sedang
bisa memainkan Gitar akibat dari pergaulan sebayanya , setelah meras
bisa bermain gitar kegandrungannya pada gitar terus berlanjut .
Tidak tau persis nama Fals disandang ,
Tanto sebutan sehari hari dirumah biasa ibunya memanggil yang belakangan
mulai dipanggil dengan nama lain “iwan” nama yang didapat dari teman
teman sepergaulannya , saat Tanto mulai diterima dengan lagu lagu lucu
ciptaannya dengan gitar bolong mulailah berceloteh hingga membuat teman
temannya tertawa mulai saat itu Tanto mulai merasa diterima oleh teman
temannya , ada beberapa versi panggilan Fals itu nyangkut di Iwan ,
menurut Doel Sumbang rekan sesame musisi yang tinggal di Bandung ,
sewaktu era 70 an mereka sempat sepanggung dalam satu penampilannya
bersama itu penonton selalu meneriakan iwan dengan “fals,fals,fals versi
lain lagi nama iwan didapat dari teman teman nongkronnya jika iwan
bernyanyi selalu fales terdengar tapi menurut Iwan sendiri nama fals
didapat dari penampilannya di PONDOK KELAPA
Bandung, teman temannya memanggil dengan nama Iwan Fals , yang
sebenarnya terjadi nama Iwan Fals adalah salah satu expresi kerendahan
hatinya ,lebih jauh nama Fals dia bisa sembunyi , karena memang suaranya
yang tak merdu dan jika jelek ga malu malui. Nama Iwan Fals
disandangnya sejak dia di SMP ,teman temannya mulai menjuluki “Iwan
Fals”.
Bhineka Tunggal Ika mengalir dalam diri
musisi satu ini , dari diri ibundanya ada darah Solo , nenek Iwan Fals
asli Sunda sedangkan buyutnya (ibunda dari neneknya Iwan) adalah asli
Bali , sedangkan Kakek Iwan orang Banjarmasin . Kakek Iwan dari Ibu ,
semasa hidupnya adalah seorang Habib atau Kyai atau ulama terkemuka .ada
orang bilang iwan keturunan Arab yang konon kakeknya asal Banjarmasin ,
satu ketika iwan di salah satu pesantren juga mengatakan dia ada
keturunan Cina Surabaya marga Tan , ayah Iwan ,Haryoso asli Surabaya.
DARI NGAMEN KE REKAMAN
Karena kegilaan pada musik , sekolah mulai
enggak bener , bolos dan pindah sekolah ,selain ngamen yang menjadi
jadi apa lagi mendapatkan uang dengan keringat sendiri tentu merupakan
kebahagiaan yang amat sangat, tawaran mengisi acara perkawinan ,hajatan
dan sunatan ,lagu lagu karyanyapun makin banyak dan semangat ngamennya
makin memuncak.
Satu ketika ada orang dari Jakarta datang
ke Bandung , nah waktu itu Iwan baru sadar bahwa lagu lagunya sdah
terkenal di Jakarta dalam artian lagu lagunya sdah banyak dinyanyikan
anak muda di Jakarta , sebelum orang itu pindah ke Bandung , kebetulan
orang tersebut punya kenalan seorang produser .Iwan sdah pernah rekaman
lewat Radio 8 EH( yang sekarang sdah tidak siaran lagi) iwan buat lag
uterus diputar di Radio itu atas anjuran teman temannya Iwan pergi ke
Jakarta , waktu itu ia masih sekolah di SMAK BPK Bandung , demi membuat
master dia rela menjual motornya , Iwan ternyata ke Jakarta tak
sendirian ia bersama Toto Gunarto,Helmi,Bambang Bule atau yang tergabung
dalam grup Amburadul
Nasib baik belum berpihak, ternyata album
perdananya bersama Amburadul enggak laku , namun mereka enggak putus asa
terkadang mereka ikut festival juga terus ngamen Dalam penampilan di
TIM , Taman Ismail Marzuki pada Nopember 1979 diacara musik Nostalgia
the Beatles yang diisi oleh musisi musisi dari Bnadung , dengan santai
Iwan naik pentas dan membawakan lagu lagu ciptaannya hasilnya penonton
tetap terhenyak dan mendapatkan applause yang mengembirakan “rasain lu
gua bikin surprise !” ledek Iwan dalam hati sambil meninggalkan Pentas.
Tema yang disodorkan Iwan masih lagu lagu kritik social hanya dibalut humor ,mengenai lagunya dia berkomentar” sebenarnya
saya bikin lagu tanpa niat lucu lucuan , susah saya menjawabnya kalau
ditanya soal ini ,pokoknya saya membuat lagu ngalir begitu saja , saya
tulis liriknya judul belakangan ,malah kadang kadang tanpa judul.Ambil
gitar terus genjreng genjreng .Begitu saja saya ini orangnya buta not
balok..”
Lagi lagi Iwan kembali kerumah pada tahun
1977 Iwan masuk SMA Negeri 26 tebet Jakarta selatan ,itupun sekolahnya
masih saja gab ere sampai Ibunya memindahkan ke Jogya karta dan akhirnya
Iwan tetap kembali ke Jakarta untuk menamatkan sekolahnya . Disaat usia
menginjak 17 tahun ga banyak yang berubah , karena pergaulannya menjadi
liar , menjadi kenal dengan obat obatan , megadon dan madrax , bahkan
Bk hingga nyimeng . dunia hitam ini dikenal iwan sejak tahun 1976 ,melihat
teman teman sepergaulan seperti itu tentu mudah saja bagi iwan untuk
terpengaruh , kebanyakan dilandasi unsure pertemanan rasa tidak enak
sesame pergaulan , bagi Iwan dia lakukan untuk menghormati
teman-temannya.
Dalam masa masa ketergantungan dengan
obat, Iwan tetap kreatif berkarya bersama grupnya Amburadul tahun 1979
mereka nekat rekaman hasilnya sebuah album bertitel “PERJALANAN “
yang dikenal dengan album “Imitasi” mulanya mereka menyodorkan album
ini kesana kemari tetap ditolak produser walau kadang nasib baik ,mereka
mendapatkan bayaran 750 ribu rupiah , dengan dibagi rekan rekannya
masing masing 250 ribu rupiah tentu betapa senangnya Iwan Fals waktu itu
, karena Orientasi Iwan waktu itu hanya bagaimana menjadi orang
terkenal .walau nasib baik belum juga tiba bahwa album perdananya
bersama grup Amburadul nggak laku di pasaran mereka tetap tidak putus
asa masih saja selalu ikut festival dan membawakan karya karyanya..
Sumber : Badan Pengurus Oi Tanggerang Selatan
0 comments:
Posting Komentar
Mohon tinggalkan komentar Anda