Ali bin Abi Thalib (Dua Cahaya Menjadi Miliknya)

pada saat Fatimah (putri Rasulullah) beranjak dewasa, segenap sahabat saling berlomba untuk mempersuntingnya. Namun tak seorang pun sahabat yang diterima Rasulullah kecuali Ali bin Abi Thalib. Apa sebenarnya keutamaan dari Ali?

   Tak dapat dipungkiri oleh kaum muslimin, bahwa Ali memiliki begitu banyak kelebihan dibanding para sahabat yang lain, terutama keberanian dan keadilannya dalam memutuskan perkara.
   Ali diangkat sebagai Khalifah setelah kekhalifahan ‘Ustman bin Affan yang berakhir karena wafat. Terjadi pro dan kontra atas pengangkatan ini. Namun pro dan kontra itu terjadi karena ulah para provokator yang memancing di air keruh dengan terbunuhnya ‘Ustman bin Affan. Kaum muslimin sendiri pada dasarnya mendukung pengangkatan Ali, dan tak ada seorang pun yang memungkiri kelebihan-kelebihan beliau.
 Inilah salah satu keunikan beliau dalam menegakkan kebenaran. Pada saat itu Ali kehilangan baju besinya. Dan sekembalinya dari peperangan tabuk, beliau melihat bajunya dikenakan oleh seorang yahudi. Makbeliau berkata, “Baju besi itu adalah bajuku dan aku tidak pernah menjual atau menghibahkannya kepada siapa pun.”
   Si yahudi mengelak, “Ini baju besi ini milikku karena berada di tanganku, mari kit a mendatangi hakim.”
   Sesampainya disana, Ali duduk disamping Syuraih seraya berkata, “Andaikan musuh dalam masalah ini bukan yahudi, niscaya saya akan duduk disampingnya. Namun saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Hinakankah mereka karena allah telah menghinakannya.”
   Syuriah berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Katakanlah apa yang akan anda adukan!”
   “Aku ingin mengatakan kalau baju besi ditangan si yahudi itu milikku. Saya tidak pernah menjual atau menghibahkan kepada siapa pun.” Kata Ali.
   “Baju besi ini adalah milikku karena berada di tanganku.” Elak  si Yahudi.
   Syuraih berkata,”Apakah kamu punya bukti wahai amirul mukminin?”
   “Ya, Qanhar dan Al- Hasan akan memberikan kesaksian bahwa itu adalah baju besi ku.”
Jawab Ali.
   “Namun menurut hukum, kesaksian seorang anak adalah tidaklah sah.”
   “Apakah calon penghuni surge tidak boleh menyatakan kesaksian? Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Al- Hasan dan Al- Husein adalah penghulu para pemuda di surge.”
   Mendengar itu si yahudi berkata, “Amirul mukminin telah mengajukan saya kepada hakim yang dipilih  dan diangkatnya,sedangkan hakim itu telah mengalahkannya didalam masalah yang dia perkarakan. Saya bersaksi bahwa dia adalah benar. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan allah. Sesungguhnya baju besi ini adalah milikmu.”
   Riwayat ini sangat populer/masyhur. Menggambarkan bahwa meskipun Ali saat menjabat sebagai Amirul Mukminin dan membawa perkara kepada hakim yang dipilihnya, namun pengadilan itu berjalan dengan transparan hingga sang hakim mengalahkan Ali. Sungguh, kemyataan itu mengetuk hati si yahudi, dan dengan kebesaran hatinya, si yahudi akhirnya bersaksi bahwa baju besi itu milik Ali dan sekaligus menyatakan keislamannya. Konon, karena keislamanny, Ali akhirnya menghadiahkan baju besi tersebut kepada si yahudi.
   Masih banyak lagi riwayat-riwayat lain yang mengisahkan betapa arif dan adilnya Ali di dalam memutuskan perkara.
   Kelebihan ini menjadikan beliau di utamakan oleh Rasulullahdi dalam beberapa peristiwa. Sebagai contohnyapada saat terjadi perang khaibar, Rasulullah bersabda, “Saya benar-benar akan memberikan bendera perang esok hari kepada orang yang dengannya khaibarakan dibuka dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, sebagai mana Allah dan Rasul-Nya mencintainya.”
   Para sahabat ramai memperbincangkan, siapa yang akan mendapat kehormatan mendapatkan bendera perang itu. Tatkala pagi menjelang para sahabat segera menemui Rasulullah. Mereka berharap bendera itu akan jatuh ketangannya. Rasulullah bertanya, “Dimana Ali?”
Semua yang hadir menjawab, “Dia sedang sakit mata.”
   Rasulullah kembali bersabda, “Bawalah dia kemari.”
Para sahabatpun menjemput-Nya untuk diajak menghadap Rasulullah. Pada saat Ali berada di hadapannya, Rasulullah menyemburkan ludahdi kedua mata Ali sambil berdoa. Maka dengan izin Allah sembuhlah mata Aliseolah-olah dia tidak pernah merasakan sakit. Lalu Rasulullah menyerahkan bendera perang kepadanya.
   Ali bin Abu Thalib, sebagai seorang sahabat memiliki kesetiaan teramat sangat. Sebagai seorang ayah dan suami beliau merupakan sosok yang teramat penyayang, sederhana, dan amat peka. Sebagai seorang Khalifah beliau amat bersahaja, rendah hati, dan adil. Siapa yang memungkiri hal ini? Rasanya teramat sulit mengupas tuntas kepribadian beliau, karena begitu banyak kelebihan yang dimilikinya, hingga takkan pernah cukup kalimat menuliskannya pada lembaran sebanyak apapun. Ali, semoga rahmat Allah selalu bersamamu.

Sumber: (Ummu Salsabila dari Tarikh Khulafa-Imam AsySyuyuti.

0 comments:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan komentar Anda

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | contact us