Antioksidan bisa mencegah radikal bebas

Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi suatu zat tertentu -khususnya yang berlemak-dari serangan reaksi oksidasi termasuk serangan oleh radikal bebas. Dalam industri makanan, antioksidan telah digunakan sejak tahun 1947 untuk melindungi makanan agar terhindar dari terbentuknya rasa dan bau yang tidak dikehendaki , terutama pada makanan yang berlemak, sehingga tidak cepat rusak dan basi, mencegah pemucatan warna akibat teroksidasinya pigmen dan mempertahankan mutu, serta nilai gizi suatu produk makanan. Mengingat sifat antioksidan yang bisa mencegah terjadinya proses oksidasi, pemakaian antioksidan sekarang ini makin berkembang kearah pengobatan dan penyembuhan berbagai penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas. Antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh dapat diperoleh dari bahan-bahan alami. Zat-zat antioksidan yang telah dikenal, yaitu senyawa polifenol (flavonoid, flavon, flavonol) dan tanin (asam galat dan asam elagat). Senyawa-senyawa tersebut banyak dijumpai pada sayuran, buah-buahan, tempe, teh hijau, bawang putih, bumbu dan rempah-rempah lainnya. Selain itu, beberapa vitamin juga bisa berperan sebagai antioksidan, diantaranya vitamin A, vitamin E, vitamin C, riboflavin, karetonoid. Juga beberapa mineral seperti seng/zink mangan, tembaga dan selenium yang bisa diperoleh dari makanan hewani, susu dan produk olahannya, biji-bijian, telur, sayur, juga buah-buahan, dan masih banyak lagi sumber lainnya.
Sebagian besar vitamin dan mineral sebagai antioksidan ini tidak bisa dibentuk oleh tubuh, karena tubuh manusia tidak mampu mensintesis zat tersebut. Sehingga, untuk mendapatkannya, tubuh manusia harus mengambilnya dari luar. Yaitu bahan-bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Sumber bacaan: Antioksidan, Seberapa Banyak Kita Membutuhkannya Dalam Kiat Menjaga Tubuh Tetap Sehat, Astawan, M, Tiga Serangkai, 2004, dan beberapa makalah tentang kesehatan

Posted in: Celah kesehatan